Rabu, 28 Desember 2011

MEMBANGUN PERSEKUTUAN DALAM KEBERSAMAAN



Membangun kebersamaan dalam tubuh
Kristus
(EFESUS 4:1-16)

Pendahuluan:
 Thema Firman Tuhan ini menyapa kita dengan sebutan “ MEMBANGUN KEBERSAMAAN DALAM TUBUH KRISTUS”.
Apa artinya dibangun? Dibangun= dibentuk, disusun rapi, ditata dan disatukan.  Dalam Efesus 4:16, dikatakan bahwa dari padaNyalah seluruh tubuh, yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu.
Firman Tuhan ini berbicara tentang Kesatuan. Kesatuan adalah satu hal yang harus kita wujudkan sebagai umat Tuhan. Apa dasar persatuan kita?  Dasar persatuan kita semua adalah “satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua (Efesus 4:4-6). Gereja ada sebagai satu tubuh, yang akan mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus [ayat 13].
Firman ini menegaskan bahwa kita harus memelihara kesatuan roh di dalam damai sejahtera (ay. 3). Kesatuan sebagai umat Tuhan bukan berarti semua orang harus memiliki pikiran dan ide yang sama. Setiap individu dalam tubuh Kristus telah diberikan kapasitas tertentu dalam pelayanan. Kemampuan ini kita sebut dengan karunia Roh. Kita justru membutuhkan karunia yang berbeda-beda agar pelayanan kita menjadi lengkap. Kalau semua jadi pemimpin, maka tidak ada yang dipimpin.
Ketika perbedaan membawa perpecahan sudah seharusnya kita mengingat kepada Firman Tuhan ini, bahwa kita adalah satu tubuh. Ayat 15 dan 16 mengatakan, “dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih, kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, –yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota–menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.”
Firman ini membawa arti persatuan. Kristus adalah pemersatu kita. Kita adalah anggota tubuh Kristus, dia adalah kepala kita. Bagaimana caranya? Dengan berpegang teguh kepada kebenaran di dalam kasih.
Sungguh luar biasa saudara. Kristus yang lahir di tempat yang sederhana dan hina di Betlehem, hadir ke dunia ini bukan saja menjadi Juruselamat bagi manusia namun Dia lahir untuk membangun dan membentuk manusia menjadi satu tubuh.
Tubuh yang dimaksud disini, bukanlah tubuh kita secara lahiriah/fiisik. Tetapi ini menggambarkan, bahwa kita telah dibanguan bersama Kristus dalam satu tubuh yaitu dalam satu Persekutuan Jemaat, yang kita kenal saat ini sebagai   GEREJA, yang didalamnya hadir sebuah PERSEKUTUAN ROHANI.
Saudara,,,,jika kita telah dibanguan bersama Kristus dalam satu persekutuan gereja, kita memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membangun satu persekutuan suci.
Ada 3 hal yang harus kita lakukan untuk membangun satu PERSEKUTUAN ROHANI yang baik dari firman Tuhan di malam Natal ini. Khususnya dalam hidup kita sebagai bagian dari Tubuh Kristus ditengah persekutuan Jemaat di GMI Siloam ini.

1.     Memiliki Sikap Hidup  bersama (keharmonisan dalam jemaat)
Saudara….apakah kita sudah hidup bersama dalam persekutuan jemaat kita ditempat ini. Kehidupan bersama dalam jemaat harus benar-benar nyata diantara anggota–anggota Tubuh Kristus (Kita semua).  Itu sebagai tanda dan bentuk kita telah dibangun bersama Allah.
Untuk Membangun kebersamaan dalam satu persekutuan Jemaat/Tubuh Kristus dapat kita terapkan dengan sikap, saling memperhatikan, mendoakan, mendorong serta melindungi satu dengan yang lain ( I Kor 12:12-31; Ef 4:1-6) tidak saling memfitnah/menjelekan menjatuhkan, atau meremehkan, tetapi selalu ada kesatuan Roh, kesatuan hati, satu tujuan, tidak boleh ada perpecahan di dalam jemaat.
Bila kita renungkan keberadaan gereja kita, di mana kita biasa bersekutu dan beribadah bersama, ternyata masing-masing kita memiliki latar belakang yang begitu berbeda: keluarga kita berbeda, warna kulit, asal-usul (suku), profesi, pendidikan dan juga hobi atau kesenangan kita, namun kita bisa berkumpul dan dipersatukan dalam satu ikatan keluarga Kerajaan Allah.
Kini tugas kita adalah mempertahankan persatuan dan kesatuan di antara jemaat agar gereja tetap menjadi tempat yang hangat. Hal itu akan terwujud apabila tiap jemaat memiliki kesadaran akan dirinya dan memiliki sikap hidup bersama.
Gereja mula-mula saudara, tidak hanya siap diajar, tetapi mereka mempraktikkan prinsip hidup bersama sebagai anggota keluarga Allah (Kisah Para Rasul 2:44-47), sehingga tidaklah heran apabila tiap-tiap hari Tuhan menambahkan jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
Ingat, bahwa Anda dan Gereja dijadikan bagi keluarga Allah!

2.     Siap Menjadi Berkat, Bukan Menjadi Batu Sandungan.
Saudara dalam membangun kebersamaan dalam
Tubuh Kristus, kita harus bangkit dan berubah dan siap menjadi berkat dan bukan menjadi batu sandungan.
                Saudara Natal bukan sekedar diperingati dan dirayakan tanpa ada arti dan maknanya dalam diri kita. Kita harus menjadikan moment natal ini sebagai kesempatan untuk mengambil komitmen baru dalam hidup kita sebagai umat pilihan Allah dan sebagai bagian dari anggota Tubuh Kristus/gerejanya, untuk memberikan hidup kita menjadi berkat.
                Jangan kita jadikan kehadiran kita dalam satu persekutuan sebagai batu sandungan karena sikap dan aktualisasi diri kita yang tidak benar. Kenapa? karena kita telah diikat bersama Kristus. Manusia yang sudah diikat dan dibangun dalam Kristus harus berpikir positif dalam menyikapi segala bentuk pergumulan dan persoalan hidup.
Oleh karena itu saudara2, untuk mencapai kebersamaan dalam persekutuan kita ditengah gereja ini, mari kita bangun sikap hidup yang siap menjadi berkat, bukan menjadi batu sandungan yang akan mendatangkan dosa.

3.     Siap  mengatakan dan menyatakan kasih



Aplikasi
Ketiga hal ini bisa kita wujudkan ketika kita menjadi satu dengan Kristus.  Sebelum kita bisa berhubungan dengan anggota tubuh yang lain, kita harus lebih dulu tersambung dengan Kristus yang adalah kepala.
Ini menjadi peringatan buat kita semua. Ketika kita jauh dari Kristus, maka kita menjadi cenderung memperbesar ego diri sendiri. Ketika kita connect degan Kristus, kita akan sadar, bahwa kita ini hanya alat Tuhan. Apapun yang kita lakukan bukan untuk kebesaran diri sendiri, melainkan untuk Tuhan.
Karena itu, renungkanlah makna natal tahun ini, hubungkanlah dirimu dengan Kristus, dan jalinlah kesatuan dalam persaudaraan dengan anggota tubuh Kristus yang lain. Kita semua mungkin berbeda, tetapi perbedaan di dalam Kristus itulah yang membuat kita semakin bertumbuh dalam Kristus.
Jika ada perbedaan yang masih belum bisa terselesaikan, kedatangan Kristus yang kita peringati pada malam hari ini membawa makna yang mengingatkan kita, Hubungkan kembali dirimu kepada kepala, kepada Kristus, dan periksa dirimu apakah kita sudah melakukan semuanya dengan kasih dan hati yang sabar dan lemah lembut. Ingatlah, kita semua adalah satu di dalam Tuhan Yesus Kristus. Marilah kita lebih menyattukan diri dalam kasih persaudaraan.